Tampilkan postingan dengan label Manajemen Umum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Manajemen Umum. Tampilkan semua postingan

16/06/15

Defenisi, Teori, Tipe, dan Syarat Kepemimpinan

Defenisi, Teori, Tipe, dan Syarat Kepemimpinan_

Defenisi, Teori, Tipe, dan Syarat KepemimpinanKepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi


1. DEFENISI DAN PROSES KEPEMIMPINAN

Defenisi Kepemimpinan : Proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Proses ini meliputi 3 (tiga) faktor, yaitu;
  1. Pemimpin, antara lain; perilaku/gaya, ketrampilan, pengetahuan, dan nilai-Nilai.
  2. Pengikut (Karyawan/kelompok), antara lain; norma dan nilai, kepaduan, keterikatan pada tujuan, harapan Kelompok, kebutuhan Kelompok.
  3. Situasi, antara lain; nilai-nilai organisasi, teknologi, tuntutan tugas, variasi tugas.

2. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

a. Teori Sifat (1940-1950an)

Memusatkan perhatian pada sifat (karakteristik) pemimpin.
  • Peneliti-peneliti tentang teori sifat ini, antara lain; 
  • Edwin Ghiselli; sifat-sifat kepemimpinan tersebut, antara lain; kemampuan dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, kebutuhan akan prestasi akan berprestasi, kecerdasan, ketegasan, kepercayaan diri, inisiatif.
  • Keith Davis; sifat-sifat kepemimpinan tersebut, antara lain; kecerdasan, kedewasaan, motivasi diri, dan sikap hubungan manusiawi.

b. Teori Perilaku (1950-1960an)

Teori ini memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin tentang apa yang diperbuat dan bagaimana ia melakukannya. Artinya, bahwa teori perilaku ini memusatkan perhatiannya pada 2 (dua) aspek, yaitu;

Aspek Fungsi, meliputi ;
  • Fungsi yang berhubungan dengan tugas (task related) atau pemecahan masalah.
  • Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenance).

Aspek gaya kepemimpinan, meliputi;
  • Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (task orientation).
  • Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan (employ orientation).

Teori-teori dan penelitian tentang pendekatan perilaku ini yang paling terkenal, antara lain; Teori X dan Teori Y dari Douglas McGregor

c. Teori Situasional (1960-1980an)

Menurut teori ini, efektivitas dari pemimpin tidak hanya ditentukan oleh gaya kepemimpinan tetapi juga ditentukan oleh situasi yang ada dalam kepemimpinan tersebut. Faktor situasi ini, meliputi;
  • Karakteristik manajerial.
  • Faktor bawahan.
  • Faktor kelompok.
  • Faktor organisasi.
Teori-teori situasional yang terkenal, misalnya; teori contingensi dari Fiedler, Rangkaian Kesatuan Kepemimpinan dari Tannembaum dan Schmidt, Teori Siklus Kehidupan dari Hersey dan Blanchard.

d. Teori/Model Atribusi

Menurut model ini, pemimpin pada dasarnya adalah pengolah informasi; mencari informasi, mengelompokkan penyebab tersebut kedalam bentuk; orang, tugas dan konteks. Setalah dikelompokkan, kemudian dikaitkan terhadap jenis informasi (kekhususan, konsisten, consensus).


3. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
  1. Tipe Kharismatis, ciri-cirinya; kekuatan energi, daya tarik, mempunyai kemampuan yang superhuman, inspirasi, keberanian, berkeyakinan teguh pada pendiriannya.
  2. Tipe Paternalistis, ciri-cirinya; memiliki anggapan bahwa bawahannya sebagai manusia yang belum dewasa, terlalu melindungi, jarang memberikan kesempatan kepada karyawan dalam mengambil keputusan atau berinisiatif, berijinasi, bersikap maha tahu dan benar.
  3. Tipe Militeristis, ciri-cirinya; selalu menggunakan system perintah, kaku, formalitas, seremonial, menuntut adanya displin keras, tidak menghendaki saran, kritik dari bawahan, komunikasi hanya satu arah.
  4. Tipe Otokratis (penguasa absolut), ciri-cirinya; perintah mutlak dipatuhi, selalui merajai situasi, tidak berkonsultasi dengan bawahan, konsevatif/kuna, ketat, kaku.
  5. Tipe Laissez Faire, ciri-cirinya; praktis tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri, pekerjaan dan tanggungjawab dilakukan sendiri oleh karyawan, tidak mampu mengontrol bawahan. 
  6. Tipe Populistis, ciri-cirinya; berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat, mandiri (tidak mengharapkan bantuan dari pihak asing). 
  7. Tipe Administratif (Ekskutif), ciri-cirinya; senang dengan tugas-tugas administratif.
  8. Tipe Demokratis, ciri-cirinya; berorientasi pada manusia, selalu berkoordinasi dengan bawahan, mau mendengarkan saran dan kritik bawahan, otoritas sepenuhnya didelegasikan ke bawahan.


4. SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN
  • Kekuasaan; kekuatan, otoritas dan legalitas.
  • Kewibawaan (Status); kedudukan social ekonomi, popular, tenar, dsb.
  • Kemampuan (kapasitas); kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbidara, kemampuan menilai.
  • Tanggungjawab; mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif. 

Pengertian, Peran, dan Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

Pengertian, Peran, dan Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi_

Pengertian, Peran, dan Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi - Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak

1. PENGERTIAN, DAN PERAN KOMUNIKASI

Pengertian Komunikasi :
  • Penyampaian atau pertukaran informasi.
  • Proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.
Peran Komunikasi :
  • Sebagai sarana tercapainya fungsi-fungsi manajemen.
  • Sebagai sarana mencurahkan sebagian besar proporsi waktu

2. PROSES DAN UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI :

Pengertian, Peran, dan Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi 1_


3. KETRAMPILAN DASAR BERKOMUNIKASI
  • Harus mampu saling memahami.
  • Mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan.
  • Mampu saling menerima dan saling mendukung.


4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI DAN AKURITAS DARI KOMUNIKASI
  • Kesempatan untuk berinteraksi
  • Status hubungan – Misalnya : Diskusi kelompok
  • Kepaduan


5. JARINGAN KOMUNIKASI
  • Jaringan berbentuk lingkaran : masing-masing posisi dapat berkomunikasi secara langsung dengan dua posisi yang lain dalam jaringan tersebut.
  • Jaringan berbentuk rantai : Menunjukkan dua bawahan (A dan E) yang melapor kepada atasan mereka (B dan D), yang selanjutnya oleh B dan D dilaporkan ke C.
  • Jaringan berbentuk bintang : komunikasi harus lewat posisi orang yang berada di tengah (C).
  • Jaringan berbentuk huruf Y : Biasanya terdapat dalam bagian sekretariat dimana surat-surat diterima oleh E, disortir oleh D dan distribusikan oleh C.

GBR BENTUK-BENTUK JARINGAN KOMUNIKASI


6. ALIRAN KOMUNIKASI FORMAL DALAM ORGANISASI
  • Komunikasi dari atas ke bawah : Pemberian pengarahan, instruksi, saran, dsb.
  • Komunikasi dari bawah ke atas : Untuk menyediakan umpan balik, memberikan informasi.
  • Komunikasi horizontal : Aliran komunikasi dari orang yang memiliki hirarkhi yang sama dalam suatu organisasi.
  • Komunikasi diagonal : Aliran komunikasi dari orang yang memiliki hirarkhi yang berbeda dan tidak memiliki hubungan wewenang secara langsung.

GBR ALIRAN KOMUNIKASI FORMAL


7. HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
  • Menilai sumber
  • Penyaringan
  • Tekanan waktu
  • Mendengarkan secara selektif
  • Masalah bahasa
  • Perbedaan kerangka acuan
  • Beban komunikasi berlebihan


8. CARA MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI
  • Meningkatkan umpan balik
  • Empati
  • Pengulangan
  • Menggunakan bahasa yang sederhana
  • Penentuan waktu yang efektif
  • Mendengarkan secara efektif
  • Mengatur arus informasi


Pengertian, Pandangan, dan Teori Dari Motivasi

Pengertian, Pandangan, dan Teori Dari Motivasi_

Pengertian, Pandangan, dan Teori Dari Motivasi - Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive), yang artinya menggerakkan atau dorongan. 

MOTIVASI

Motivasi adalah Kegiatan yang berkaitan dengan pemberian dorongan untuk melaksanakan suatu pekerja supaya tujuan perusahaan dapat tercapai. 


PANDANGAN TENTANG MOTIVASI
  1. Model Tradisional (Frederick Taylor dan manajemen Ilmiah): Manager menentukan bagaimana pekerjaan-pekerjaan harus dilakukan dan digunakannya sistem pengumpahan insentif untuk memotivasi para pekerja. 
  2. Model Hubungan Manusia (Elton Mayo) : Menekankan dan menganggap penting adanya faktor “kontak sosial” yang dialami para karyawan dalam bekerja, daripada faktor imbalan. 
  3. Model Sumber Daya Manusia (Mc Gregor, Maslow, Argyris, Likert) : Karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, tidak hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti.

TEORI-TEORI TENTANG MOTIVASI

1. TEORI KEPUASAN (CONTENT THEORIES)

Menjelaskan faktor-faktor apa yang dapat menyebabkan karyawan berperilaku atau kebutuhan apa saja yang perlu di puaskan sehingga seseorang dapat berperilaku atau termotivasi. Teori Kepuasaan, antara lain :

A. Teori Hirarki Kebutuhan dari Abraham Maslow

Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarkhi (lima tingkatan), yaitu :
  • Kebutuhan Fisiologis : Makanan, minuman, perumahan, seks.
  • Kebutuhan Rasa Aman : Keamanan, stabilitas, perlindungan dan jaminan.
  • Kebutuhan social : Persahabatan, kasih saying, saling membantu, dsb.
  • Kebutuhan Penghargaan : Penghargaan, status, pengakuan, dihormati, dsb.
  • Kebutuhan Aktualisasi Diri : Perkembagan, prestasi, kemajuan, dsb.

B. Teori ERG dari Clayton Alderfer

Teori ERG (Existence, Relatedness, dan Growth) memiliki 3 (tiga) hirarkhi kebutuhan, yaitu :
  • Kebutuhan akan eksistensi (existence needs).
  • Kebutuhan akan keterikatan (relatedness needs).
  • Kebutuhan Pertumbuhan (growth needs)

C. Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg

  • Motivasi intrinsik, yang meliputi: Prestasi, Pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggungjawab, perasaan maju dan berkembang.
  • Motivasi ekstrinsik, yang meliputi; Kebijakan dan administrasi, supervisi, hubungan antar manusia, kondisi kerj dan gaji.

D.  Teori Kebutuhan akan Berprestasi dari John W. Atkinson dan David C. Mc Clelland.

Ada 3 (tiga) jenis kebutuhan manusia, yaitu :
  • Kebutuhan akan prestasi (nAch) 
  • Kebutuhan afiliasi (nAff) 
  • Kebutuhan akan kekuasaan (nPow) 

2. TEORI PROSES (PROCESS THEORIES)

Menitik beratkan pada bagaimana perilaku itu digerakkan, di arahkan, di dukung dan dihentikan. Teori-teori Proses ini, meliputi :
  • Teori Harapan (valensi) dari Victor H. VroomVariabel dalam teori pengharapan, antara lain; usaha (effort), hasil (outcome), pengharapan (expectancy), instrumentalitas (instrumentality) dan valensi (valence).
  • Teori Keadilan dari J. Stacey AdamsBahwa manusia ditempat kerja menilai tentang inputnya (tingkat pendidikan, keahliah, masa keerja, kepangkatan) dalam hubungannya dengan pekerjaan dibandingkan dengan hasil atau outcomesnya (imbalan yang dihasilkan dari pekerjaan seseorang seperti gaji, promosi, penghargaan, prestasi dan status) yang ia peroleh. 
  • Teori Penguatan (Reinforcement Theory) dari SkinerMenurut teori ini bahwa perilaku merupakan fungsi dari akibat yang berhubungan dengan perilaku tersebut.
    Jenis-Jenis Penguatan : a) Penguatan Positif : Memberikan penghargaan atas prestasi. b) Penguatan Negatif (penghindaran) : Mencegah menghilankan akibat yang tidak menyenangkan. C). Hukuman : Untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkinan perilaku yang tidak diinginkan akan diulangi kembali.
  • Teori Penetapan Tujuan oleh Edwin LockeTeori ini menguraikan hubungan antara tujuan yang ditetapkan dengan prestasi kerja. Karyawan yang memahami tujuan akan mempengaruhi perilaku kerjanya, terlebih-lebih tujuan yang menantang dan dapat diukur hasilnya akan dapat meningkatkan prestasi.

15/06/15

Makalah Pengumpulan Data Dalam Manajemen

Makalah Pengumpulan Data Dalam Manajemen_

Makalah Pengumpulan Data Dalam Manajemen - Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian.

Validitas dari data ditingkatkan jika alat pengukur dan kualitas pengambilan datanya cukup valid. Dalam penelitian untuk bidang tertentu, seperti pada penelitian beberapa masalah psikologis, si pengambil data adalah peneliti sendiri yang harus trampil.

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data data. Banyak masalah yang dirumuskan tidak akan dapat terpecah karena metode untuk memperoleh data yang digunakan tidakn memungkinkan, ataupun metode yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti yang diinginkan. Jika hal demikian terjadi, maka tidak ada jalan lain bagi si peneliti kecuali mengganti masalah yang ingin dipecahkan.

Secara umum metode pengumpulan data adalah :
  1. Pengambilan langsung ( Observasi )
  2. Wawancara
  3. Dengan daftar pertanyaan.

1. Pengumpulan Data dengan Pengamatan Langsung (Observasi)

Pengumpulan data dengan pengamatan langsung (Observasi) adalah pengamatan langsung terhadap kegiatan yang diteliti. Pengamatan yang termasuk ke dalam teknik pengumpulan data adalah :
a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
b. Pengamatan harus berkaiatan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
c. Pengamatan dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang menarik perhatiannya.
d. Pengamatan dapat diperiksa atas validitas dan reliabilitasnya.

Keuntungan Penggunaan Observasi:
  1. Dengan pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untu mencatat hal - hal, perilaku, pertumbuhan dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku dari obyek dapat segera dicatat dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang.
  2. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subyek yang tidak dapat atau tidak mau berkomunikasi secara verbal. Misalnya anak bayi tidak dapat berkomunikasi secara verbal. Dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap bayi, sesorang dapat mengetahui perilaku bayi dan hubungannya dengan sifat - sifat tertentu. Dengan mengamati hewan atau tanaman seseorang dapat mengetahui respon hewan atau tanaman terhadap suatu perlakuan.

Kelemahan dari Observasi :
  1. Kadangkala diperlukan waktu menunggu yang lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian. Misalnya jika seorang ahli antropologi ingin mengetahui adat perkawinan suatu suku terasing di suatu daerah, maka ia harus menunggu sampai ada upacara tersebut.
  2. Pengamatan terhadap suatu fenomena yang lama tidak dapat dilakukan secara langsung, Misalnya untuk mengamati sejarah kehidupan manusia sejak bayi sampai meninggal tidak mungkin sama sekali. Tetapi jika mempunyai waktu hidup yang pendek, seperti lalat bisa dilakukan dengan pengamatan langsung.
  3. Ada kegiatan - kegiatan yang tidak mungkin diperoleh datanya dengan pengamatan. Misalnya : Pertengkaran keluarga dan sebagainya.

Data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung adan yang dapat dikuantifikasikan. Tetapi ini bukan berarti bahwa semua data yang diperoleh secara pengamatan langsung harus dikuantifikasikan.

Pengamgtan secara langsung dapat dilaksanakan terhadap obyek sebagaimana adanya di lapangan atau dalam suatu percobaan baik di lapangan atau di laboratorium. Cara penagamatan langsung dapat digunakan pada penelitian eksploratori atau pada penelitian untuk menguji hipotesa, Peneliti dalam mengadakan pengamatan langsung, dapat menjadi anggota kelompok subyek ( partisipan ), dan dapat pula berada di luar subyek ( nonpartisipan ).

Secara umum pengamatan langsung dapat dibagi dua, yaitu :
a. Pengamatan tidak berstruktur
b. Pengamatan berstruktur.

Untuk menentukan apakah suatu pengamatan yang dilakukan tidak berstruktur atau berstruktur, maka terdapat empat pertanyaan di bawah ini harus dijawab oleh peneliti, yaitu :
  • Apa yang akan diamati ?
  • Bagaimana pengamatan tersebut dicatat ?
  • Prosedur apa yang digunakan untuk memperoleh pengamatan yang akurat ?
  • Bagaimana hubungan antara pengamat dengan yang diamati.

a. Pengamatan Tidak Berstruktur

Pada pengamatan tidak berstruktur, si peneliti tidak mengetahui aspek - aspek apa dari kegiatan yang ingin diamatinya relevan dengan tujuan penelitiannya. Peneliti juga tidak mempunyai suatu rencana tentang cara - cara pencatatan dari pengamatannya, sebelum ia memulai mengumpulkan data. Pengamatan yang tidak berstruktur sering digunakan dalam penelitian antropologi ataupun dalam penelitian yang sifatnya eskploratori. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengamatan yang tidak berstruktur adalah :

Isi dari pengamatan
Pertanyaan yang amat sukar untuk dijawab dalam hubungannya dengan pengamtan yang tidak berstruktur adalah : Apakah yang ingin diamati? Karena dalam pengamatan yang tidak berstruktur, peneliti sendiri tidak tahu apa yang akan diamati. Seyogyanya, semua harus diamati, asal saja yang berhubungan dengan masalah yang dipecahkan. Karena itu, peneliti mengamati semua fenomena yang dianggap penting. Kalau ini tidak memenuhi sasarannya, maka ia pindah ke pangamatan lain sambil mempersempit jangkauan pengamatannya.Karena pengamtan tidak berstruktur sering digunakan sebagai teknik eksploratori, maka pengertian pengamat terhadap situasi terus berubah. Dan hal ini menghendaki perubahan terhadap apa yang diamatinya. Perubahan dari isi apa yang akan diamatinya merupakan penggunaan pengamatan tidak berstruktur secara optimal. Karena tidak ada suatu ketentuan mengani apa yang harus diamti oleh peneliti dalam pengamatan tak berstruktur, maka beberapa koreksi dapat diberikan :

1. Partisipan

Dalam hal ini peneliti mengadakan pengamatan untuk mengathui siapa partisipan dan bagaimana hubungan partisipan satu dengan yang lain. Bebrapa ciri - ciri partisipan yang ingin diketahui adalah : umur, pekerjaan, dan sebagainya. Dalam suatu kejadian perlu diamati apakah satu partisipan dengan kelompok atau tidak dan sebagainya.

2. Setting

Suatu keadaan atau kegiatan terjadi pada settting yang berbeda - beda, seperti rumah sakit, pabrik, halama, tanah lapang, kampus dsbnya. Selain itu juga perlu diketahui hal - hal yang berhubungan dengan perilaku, seperti apa yang dilarang atau apa yang dibolehkan dalam setting tertentu.

3. Tujuan

Pengamatan juga difokuskan untuk melihat apakah tujuan terjadinya suatu fenomena atau terjadinya suatu komunikasi atau terbentunya suatu kelompok.

4. Perilaku Sosial

Peneliti juga mengathui apakah yang terjadi secara aktual. Apa yang dikerjakan oleh partisipan dan bagaimana ia melakukannya. Dalam hubunganya dengan perilaku, beberapa hal yang ingin diselidiki adalah :
  • Stimulus apakah yang terjadi sehingga kejadian dimulai.
  • Apakah tujuannya
  • Untuk siapa atau kearah mana suatu perilaku ditujukan.
  • Bentuk aktivitas apa yang dinyatakan oleh perilaku ( bercakap - cakap, lari , duduk, mengendarai sepeda dan sebagainya ).

5. Frekuensi dan Lamanya kejadian

Dalam hal ini pengamatan ditujukan untuk mengetahui bila suatu situasi terjadi dan bila berakhir. Apakah fenomena tersebut berulang atau merupakan suatu fenomena yang istimewa. Apakah kejadian - kejadian tersebut sudah wajar terjadi dalam interval tertentu.

Mencatat pengamatan

Dalam pencatatan maka dua hal yang perlu diperhatikan adalah waktu pengerjaan pencatatan dan bagaimana fenomena atau kejadian dicatat. Waktu yang terbaik untuk mencatat pengamatan adalah langsung on the spot ketika kejadian sedang berlaku. Pencatatan on the spot dapat mengurangi bias yang disebabkan oleh kelupaan. Akan tetapi pencatatan on the spot terhadap perilaku mengakibatkan :

1. Konsentrasi pengamatan menjadi kurang.

2. Tidak terjadinya sesuatu yang sebenarnya harus terjadi akibat adanya reaksi kecurigaan dari obyek.

Hal ini biasa terjadi pada pengamatan dengan sistem partisipan. Jika situasi mencatat on the spot tidak dapat dikerjakan, maka si peneliti hanya dapat mencatat kata - kata kunci ( key words ) saja dari pengamatannya. Sesudah kejadian yang diamati selesai, maka dengan segera si peneliti harus menulisnya kembali semua pengamatan, dengan mengingat kembali apa yang terjadi sesuai dengan kata - kata kunci yang dicatatnya on the spot. Menunda - nunda penulisan merupakan hal yang amat fatal. Karena banyak sekali pengamatan yang dilakukan maka akan terjadi akumulasi dati catatan, maka sebaiknya setiap catatan diberi indeks. Dengan adanya indeks tersebut, peneliti dengan mudah mengatuhi suatu fenomena berkenaan dengan satu situasi kejadian. Indeks tersebut sekurang - kurang berisi : tnaggal, tempat pengamatan, beberapa nama yang terlibat, kelompok yang terlibat dan hubungan yang terjadi.

Ketepatan Pengamatan

Untuk meningkatkan ketepatan pengamtan, ada beberapa cara yang ditempuh :
  1. Peneliti menggunakan tape recorder untuk merekam pembicaraan. Kelemahannya tape recorder hanya dapat mencatat pembicaraan, tetapi tidak dapat merekam perbuatan.
  2. Peneliti menggunakan kamera
  3. Pengamat lebih dari satu orang. Dalam hal ini masing - masing pengamat mencatat fenomena, kemudian catatannya masing - masing dibandingkan. Dalam catata tersebut harus dijelaskan mana pengamatan fakta dan mana yang merupakan intepretasi.

Cara lain untuk meningkatkan ketepana dari pengamatan adalah dengan mengadakan wawancara langsung dengan satu atau lebih subyek yang ikut serta dalam aktivitas yang sedang diamati.

Hubungan antara pengamat dan yang diamati

Suatu hal yang penting dalam pengamatan langsung adalah si peneliti tidak dapat mengganti subyek penelitian. Ini berbeda jika peneliti menggunakan sistem wawancara. Jika seorang responden misalnya tidak ingin memberikan keterangan tentang suatu hal, maka peneliti dapat mencari respoden lain. Berbeda halnya dengan pengamatan langsung, maka si peneliti harus dapat mencari jalan agar pengamatan terhadap kejadian yang ingin diamati adalah si pengamat harus dapat meyakinkan obyek atau harus dapat memberikan alasan - alasan yang tepat mengapa ia harus mengadakan pengamatan terhadap perilaku atau fenomena yang ingin diamati.


b. Pengamatan Berstruktur

Pada pengamatan berstruktur, si peneliti telah mengatahui aspek apa dari aktivitas diamatinya yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dengan pengungkapan akademik yang sistematik untuk menguji hipotesa. Pengamatan bisa saja di lapangan atau laboratorium, bisa terhadap manusia, hewan maupun tumbuhan. Jika digunakan desain eksperimental, maka si peneliti tidak mempunyai kontrol terhadap variabel, tetapi dalam pengamatan berstruktur si peneliti lebih awal dapat menentukan perilaku apa yang ingin diamti agar masalah yang dipilih dapat dipecahkan. Pada desain metode eksperimental, si peneliti dapat mengadakan pengaturan terhadap beberapa perlakuan dan mengadakan kontrol yang sesuai untuk menguji hipotesa dan memecahkan masalah penelitian. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengamatan yang tidak berstruktur adalah :

Isi pengamatan

Karena pengamatan berstruktur telah direncanakan secara sistematik maka untuk menentukan isi dari pengamatan, peneliti menggunakan :

1. Sistem Kategori

Dengan mengamati fenomena sosial, peneliti dapat menggunakan kategorisasi terhadap fenomena yang diamati. Sebuah kategori adalah sebuah pernyataan yang menggarkan suatu kelas fenomena, dimana perilaku yang diamati dapat dibuat sandi. Suatu sistem kategori terdiri dari dua atau lebih kategori - katogori. Banyaknya kategori yang dibuat dan tingkat konseptualisasi serta terapannya terhadap situasi yang berjenis - jenis tergantung dari tujuan penelitian dan kerangka teori yang digunakan oleh peneliti. Kategori juga dapat mengurutkan sesuatu perilaku dari rendah ke tinggi dan sebaliknya.

2. Rating Scale ( Skala nilai )

Rating scale adalah sebuah instrumen atau alat untuk menetapkan subyek pada kategori dengan memberikan nomor atau angka. Penggunaan rating scale berguna karena :

a. menghilangkan hal yang tidak relevan.

b. Menghilangkan variabel yang membingungkan.

c. Mengklasifikasikan hal - hal sesuai dengan dimensinya.

d. Meletakkan penimbangan relatif terhadap hal - hal yang berbeda.

Misalnya : Kita ingin melihat tiingkat kewaspadaan sesorang anggota ABRI Sikapnya bisa sangat siaga, siaga, tidak siaga dan tidak siaga sama sekali.

Secara sederhana maka untuk tiap kategori di atas diberi angka atau nomor, misanya 4,3,2,1 atau 3,2,1,0 sebagai rating scale. Penggambarannya dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut :


Mencatat Pengamatan

Cara mencatat pengamatan tidak mempunayi standar tertentu, yang penting adalah fenomena dapat dicatat dan perilaku dapat dikatahui dengan jelas. Untuk memudahkan dalam pencatatan adalah dengan mengurutkan kategori pada sel - sel di mana kategori tersebut ditandai. Pencatat dengan menggunakan pinsil memberi tanda pada kategori dimana perilaku tersebut cocok ditempatkan pada sel tertentu.

Reliabilitas pengamatan

Reliabilitas pengamatan dapat ditingkatkan dengan cara menjaga beberapa hal yang mempengaruhi error pengamatan , diantaranya adalah :

i. Definisi yang kurang jelas dan lengkap tentang kategori yang diamati yang berkaitan dengan konsep - osep yang dibuat, dapat mengurangi reliabilitas pengamatan.

ii. Derajad kepercayaan dalam memutuskan suatu kategori harus lebih dahulu ditetapkan, sehingga dalam menilai sesuatu pengamatan, peneliti telah mempunayi pedoman dalam menilai pengamatan tersebut.

iii. Hidarkan persepsi kepentingan pribadi atau nilai sendiri dalam pengamatan banyak sekali kejadian timbul error karena peneliti telah merusakkan persepsi dengan menggunakan nilai - nilai pribadi.

iv. Melakukan latihan yang insetif terhadap pengamatan. Dalam hubungan ini perlu dijelaskan prosedur pengamatan, tujuan penelitian, teori - teori yang berhungan dengan masalah penelitian, mengenai kategori dan peraturan - peraturan dalam penggunaannya.

v. melakukan pre-test pada kelomopok kecil yang serupa dengan kelompok di mana pengamatan yang senbenarnya dilakukan.

vi. Penggunaan lebih dari dua orang pengamat dapat juga menimbulkan error, karena penekanan yang diberikan pengamat dipengaruhi oleh latar belakang ilmu yang dimiliki.

2. Pengumpulan data dengan wawancara ( Interview )

Didalam hal ini informasi atau keterangan diperoleh langsung dari responden dengan cara tatap muka dan bercakap - cakap. Yang dimaksud dengan wawancara atau interview adalah proses memproleh ketarangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dan bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide ( panduan wawancara ).

Beberapa hal yang membedakan wawancara dengan percakapan sehari - hari , antara lain :

i. Pewawancara dan responden biasanya belum saling kenall sebelumnya.

ii. Responden selalu menjawab pertanyaan.

iii. Pewawncara selalu bertanya.

iv. Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawabab, tetapi harus bersifat netral.

v. Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya. Panduan pertanyaan ini dinamakan interview guide.

Interaksi dan komunikasi akan mudah jika waktu, tempat dan sikap masyarakat menunjang situasi. Waktu wawncara harus dicari sedemikian rupa sehingga bagi responden merupakan waktu yang tidak digunakan untuk pekerjaan lain dan diatur agar responden tidak menggunakan waktu yang terlalu lama untuk wawancara. Tempat wawancara haruslah di suatu tempat yang dapat dierima responden dan masyarkat sekelilingnya.

Makalah Pengumpulan Data Dalam Manajemen 1_

Faktor yang mempengaruhi interaksi dalam wawancara dapat dilihat pada gamaba berikut :

Situasi Wawancara:
  • Waktu
  • Tempat
  • Kahadiran orang lain
  • Sikap masyarakat

Pewawancara : Responden :
  • Karateristik sosial - karakteristik 
  • Ketrampilan melaksanakan - Kemampuan menangkap wawancara Pertanyaan
  • Motivasi -Kemampuan menjawab 
  • Rasa aman pertanyaan.

Isi wawancara :
  • Peka untuk ditanyakan
  • Sukar untuk ditanyakan
  • Tingkat minat
  • Sumber kekawatiran

Suatu kesarasian antara pewawancara, responden dan situasi wawancara harus dipelihara agar terdapat suatu komunikasi yang lancar dalam wawancara. Dalam hubungan ini maka sangat diperlukan :

a. Suatu hubungan yang baik antara pewawancara dan responden sehingga wawancara berjalan dengan lancar.

b. Kemampuan pewawncara mencatat jawaban sejelas - jelasnya dan teliti.

c. Kemampuan pewawancara menyampaikan pertanyaan kepada responden sejelas - jelasnya dan sesedrana mungkin serta memnyimpang dari interview guide.

d. Dapat membuat responden memberikan penjelasan tambahan untuk menambah penjelsanan jawaban sebelumnya dengan pertanyaan yang tepat.

e. Pewawancara harus dapat bersifat netral terhadap semua jawaban.

Urutan - urutan prosedur dalam memulai wawancara adalah sebagai berikut :
  1. Menerangkan kegunaan dan tujuan penelitian
  2. Menjelaskan mengapa responden terpilih untuk diwawancarai.
  3. Menjelaskan instansi atau badan apa yang melaksanakan penelitian tersebut.
  4. Menerangkan bahwa wawancara tersebut nerupakan suatu yang dapat dipercaya.

Beberapa Kulaifikasi Pewawancara

Ciri - ciri pewawancara yang baik adalah :
  1. Jujur : tidak mengadakan manipulasi terhadap jawaban responden, apalagi memberi jawaban sendiri tanpa melakukan wawancara.
  2. Berminat : kulaitas hasil wawancara dipengaruhi oleh minat si pewawancara dalam melakukan wawancara.
  3. Akurat atau tepat : seorang pewawancara harus akurat atau tepat dalam mencatat jawaban yang diberikan responden
  4. Penyesuaian diri : seorang pewawancara harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan,adat istiadar, responde, situasi dan kondisi wawancara, sehingga pewawancara dapat diterima dan melakukan wawancara dengan baik.
  5. Kepribadian dan temperamen : pewawancara harus mempunyai kepribadian yang baik dan bersikap yang wajar. Jangan terlalu berlebihan dalam segala hal dan jangan mempunyai temperamen tinggi atau terlalu emosional dengan responden.
  6. Intelegensia dan pendidikan : Intelegensia dan pendidikan memang diperlukan sebagai syarat seorang pewawancara, tetapi intelegensia dan pendidikan tidaklah yang terlalu tinggi.

3. Pengumpulan Data dengan Daftar Pertanyaan.

Berdasarkan siapa yang mengisi, daftar pertanyaan dibagi dua, yaitu :
a. Kuesioner : daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh responden.
b. Schedul : daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden dan diisi oleh pewawancara atau si peneliti sendiri.

Dalam hubungannya dengan leluasa tidaknya responden untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan - pertanyaan yang diajukan, pertanyaan dapat dibagi dalam dua jenis :

a. Pertanyaan berstruktur ( pertanyaan tertutup )

Pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan yang dubat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam memberi jawaban pada beberapa alternatif saja atau satu jawaban saja.

Contoh :

Bagaimana pendapat Bapak mengenai diadakannya penataran P4 mulai tahun ajaran 1998/199

1. Sangat Setuju 3. Kurang setuju

2. Setuju 4. Tidak setuju

b. Pertanyaan Tidak Bertsruktur ( Pertanyaan terbuka )

Pertanyaan tidak berstruktur adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga jawaban dan cara pengungkapannya bervariasi.

Bentuk pertanyaan ini jarang igunakan dalam schedul atau kuesioner, tetapi banyak digunakan dalam interview guide. Responden mempunyai kebebasan dalam menjawab pertanyaan terbuka. Dalam pertanyaan ini respondem tidak terikat pada alternatif - alternatif jawaban.

Contoh :

Mengapa Bapak tidak ikut program BIMAS ?

c. Kombinasi Pertanyaan tertutup dan terbuka.

Pertanyaan awal jawabannya sudah ditentukan tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.

Contoh:

Apakah Bapak ikut program Bimas ?

1. Ya 2. Tidak
Jika ya, apa saja yang pernah Bapak lakukan ?

Isi Pertanyaan :
1. Pertanyaan tentang fakta, misalnya umur, pendidikan, agama, status perkawinan.
2. Pertanyaan tentang pendapat dan sikap. Ini menyangkut perasaan dan sikap responden tentang sesuatu.
3. Pertanyaan tentang informasi. Pertanyaan ini menyangkut apa yang diketahui oleh responden dan sejauh mana hal tersebut diketahuinya.
4. Pertanyaan tentang persepsi diri. Responden memulai perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan yang lain.

Petunjuk membuat pertanyaan :
1. Menggunakan kata - kata yang sedrhana dan mengerti oleh semua responden
2. Pertanyaan harus jelas dan khusus. Contoh: Bagaimana status perkawinan Bapak ? Lebih baik : Apakah Bapak sudah beristri ?
3. Hidarkan pertanyaan yang mepunyai lebih dari satu pengertian. Contoh : Berapa orang yang berdiam disini ? Lebih baik : Berapa orang yang tinggal di rumah ini ?
4. Hindarkan pertanyaan yang mengundang sugesti. Contoh : Pada waktu senggang, apakah saudara mendengarkan radio atau melakukan yang lain ? Lebih baik : Apakah yang saudara lakukan pada waktu senggang ?
5. Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden. Contoh : Apakah pekerjaan Saudara sekarang ?

Ternyata menganggur , seharusnya ditanyakan terlebih dahulu : Apakah Saudara bekerja ?

Kalau jawabannya “ Ya “ lalu tanyakan : Apa pekerjaan Saudara ?


Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi Dalam Manajemen

Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi Dalam Manajemen_

Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi Dalam ManajemenSetelah sebelumnya Kos Kuliah membahas Pengorganisasian dan Struktur Dalam Organisasi dan Pengertian Koordinasi Dan Rentang Manajemen Beserta Contoh, kali ini kita akan membahas tentang Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi Dalam Manajemen.

A. PENGERTIAN WEWENANG, KEKUASAAN, DAN PENGARUH

1. WEWENANG (Authority)

a. Pengertian Wewenang : Hak dan kekuasaan untuk bertindak.
b. Pandangan-Pandangan Mengenai Sumber Wewenang :
  • Teori Formal (Pandangan Klasik)
  • Teori Penerimaan

2. KEKUASAAN (POWER)

a. Pengertian Kekuasaan : Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku

b. Sumber-Sumber Kekuasaan :
  • Kekuasaan balas jasa (reward power)
  • Kekuasaan paksaan (coercive power)
  • Kekuasaan sah (legitimate power)
  • Kekuasaan pengendalian informasi (control of information power)
  • Kekuasaan panutan (referent power)
  • Kekuasaan ahli (expert power)

3. PENGARUH (INFLUENCE)

a. Pengertian Pengaruh

b. Sumber-Sumber Pengaruh


B. WEWENANG LINI, STAF, DAN FUNGSIONAL
  1. Wewenang Lini (line authority)
  2. Wewenang Staf (staff authority)
Sumber Konflik Lini-Staff, antara lain;
  • Perbedaan umur dan pendidikan
  • Perbedaan tugas
  • Perbedaan sikap
  • Perbedaan posisi

3. Wewenang Staf Fungsional (fungctional staff authority)


C. DELEGASI

1. Pengertian Delegasi : Delegasi adalah perwakilan atau utusan dengan proses penunjukan secara langsung maupun secara musyawarah untuk mengutusnya menjadi salah satu perwakilan suatu kelompok atau lembaga.

2. Alasan-alasan perlunya pendelegasian

3. Pedoman klasik untuk delegasi efektif
  • Prinsip skalar
  • Prinsip kesatuan perintah
  • Tanggungjawab, wewenang dan akuntabilitas

4. Alasan-alasan manajer gagal mendelegasikan

5. Alasan-alasan mengapa bawahan tidak mau menerima delegasi

6. Teknik melakukan delegasi dengan efektif
  • Tetapkan Tujuan
  • Tegaskan tanggungjawab dan wewenang
  • Berikan motivasi kepada bawahan
  • Meminta penyelesaian tugas
  • Berikan latihan
  • Adakan pengawasan yang memedai


D. SENTRALISASI VS DESENTRALISASI

1. Sentralisasi

a. Pengertian Sentralisasi : Sentralisasi adalah pengaturan kewenangan dari pemerintah daerah kepada pemerintah pusat untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia

b. Kelebihan dan kekurangan Sentralisasi


2. Desentralisasi

a. Pengertian Desentralisasi : Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia.

b. Kelebihan dan kekurangan desentralisasi

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat desentralisasi
  • Filsafat manajemen
  • Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi
  • Strategi dan lingkungan organisasi
  • Penyebaran geografis organisasi
  • Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif
  • Kualitas manajer
  • Keanekaragaman produk dan jasa
  • Karakteristik organisasi lainnya (biaya, risiko, sejarah organisasi, dsb)

Pengertian Koordinasi Dan Rentang Manajemen Beserta Contoh

Pengertian Koordinasi Dan Rentang Manajemen Beserta Contoh_

Pengertian Koordinasi Dan Rentang Manajemen Beserta Contoh - Setelah sebelumnya Kos Kuliah membahas Pengorganisasian dan Struktur Dalam Organisasi dan Pengertian dan Proses Pembuatan Keputusan (Decision Making), kali ini kita akan membahas tentang Pengertian Koordinasi Dan Rentang Manajemen Beserta Contoh.

KOORDINASI

A. PENGERTIAN KOORDINASI : Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan

B. PERBEDAAN SIKAP DAN GAYA KERJA DALAM KOORDINASI;
  • Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
  • Perbedaan dalam orientasi waktu
  • Perbedaan dalam orientasi antar pribadi
  • Perbedaan dalam formalitas struktur

C. PENDEKATAN TERHADAP PENCAPAIAN KOORDINASI YANG EFEKTIF

1. Teknik-Teknik Manajemen Dasar
a. Hirarkhi manajerial
b. Aturan dan prosedur
c. Rencana dan penetapan tujuan

2. Peningkatan Potensi Koordinasi
a. Sistem informasi vertical
b. Hubungan-hubungan lateral (horizontal)
  • Kontak langsung
  • Peranan Penghubung
  • Panitia dan satuan tugas
  • Pengintegrasian peranan-peranan
  • Peranan penghubungan manajerial
  • Organisasi matriks

3. Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi
a. Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan.
b. Penciptaan tugas-tugas yang dapat mandiri.


RENTANG MANAJEMEN

A. Pengertian dan Alasan Pentingnya Rentang Manajemen

Pengertian Rentang Manajemen : Rentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor kepadanya

Alasan Pentingnya Penentuan Rentangan

B. Hubungan Rentang Manajemen dan Tingkatan Organisasional

C. RENTANG MANAJEMEN LEBAR VS SEMPIT
  • Rentang Manajemen Lebar
  • Rentang Manajemen Sempit

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTANG MANAJEMEN
  1. Kesamaan fungsi-Fungsi
  2. Kedekatan geografis
  3. Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan
  4. Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan
  5. Perencanaan yang dibutuhkan manajer
  6. Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas.
  7. Faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi
  8. Faktor-faktor yang berhubungan dengan bawahan
  9. Faktor-faktor yang berhubungan dengan atasan

12/06/15

Pengorganisasian dan Struktur Dalam Organisasi

Pengorganisasian dan Struktur Dalam Organisasi_


PENGORGANISASIAN

A. DEFENISI, PROSES DAN ELEMEN PENGORGANI-SASIAN



Defenisi Pengorganisasian :

Proses (tahap-tahap) pengorganisasian :


Elemen dasar pengorganisasian :
  • Pekerjaan (work) 
  • Orang (People) 
  • Lingkungan tugas (Task Environment) 
  • Jaringan kerja (Network)

B. Manfaat pengorganisasian
  • Cara pencapaian tujuan lebih jelas
  • Karyawan mengetahui pekerjaan apa yang harus dikerjakan 
  • Memungkinkan penggunaan fasilitas fisik sesuai dengan tuntutan kebutuhan kerja.
  • Hubungan kerja yang jelas antara pekerja dalam satu unit maupun dengan pekerja di unit lainnya
  • Memungkinkan pekerja mengetahui jangkauan otoritas dan tanggungjawabnya 

STRUKTUR ORGANISASI

A. Defenisi Struktur Organisasi

B. Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi :
  • Strategi organisasi. 
  • Teknologi yang yang digunakan.
  • Karyawan yang terlibat dalam organisasi.
  • Ukuran organisasi.

C. Unsur-unsur struktur organisasi
  • Spesialisasi kegiatan 
  • Standarlisai kegiatan 
  • Koordinasi kegiatan
  • Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan 
  • kuran satuan kerja 

D. BAGAN ORGANISASI FORMAL

Defenisi Bagan Organisasi

Bagan organisasi menggambarkan 5 aspek utama struktur organisasi :
  1. Pembagian Kerja
  2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah
  3. Tipe-tipe pekerjaan
  4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
  5. Tingkatan manajemen

Bentuk Bagan Organisasi
  • Bentuk pyramid
  • Bentuk Vertikal
  • Bentuk horizontal
  • Bentuk lingkaran

E. DEPARTEMENTALISASI

Defenisi Departementalisasi :

Bentuk – Bentuk Departementalisasi
  • Departementalisasi Fungsional
  • Departementalisasi Produk
  • Departementalisasi Wilayah
  • Departementalisasi Pelanggan
  • Departementalisasi Proses atau peralatan
  • Departementalisasi Waktu
  • Departementalisasi Pelayanan
  • Departementalisasi Proyek dan Matriks

F. KELOMPOK KERJA

Kelompok Kerja (organisasi) Formal :
  1. Kesatuan tugas khusus (task forces)
  2. Panitia tetap (standing committees)
  3. Dewan atau komisi (boards)
Kelompok kerja (organisasi) informal :

Pengertian dan Proses Pembuatan Keputusan (Decision Making)


A. DEFENISI DAN TIPE-TIPE PEMBUATAN KEPUTUSAN

Defenisi : Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang tepat yang akan dapat memperbaiki hasil sistem keseluruhan dalam batas-batas tertentu. Dengan demikian pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan dari berbagai alternatif baik kualitatif maupun kuantitatif untuk mendapat suatu alternatif terbaik guna menjawab masalah atau menyelesaikan konflik (pertentangan).

Tipe-tipe (klasifikasi) keputusan :

1. Keputusan yang diprogram dan tidak terprogram.
  • Keputusan yang diprogram (programmed decisions) 
  • Keputusan yang tidak diprogram (non programmed decisions)
2. Keputusan-keputusan yang dibuat dibawah kondisi kepastian, risiko dan ketidakpastian.
  • Dalam kondisi kepastian (certainty) :
  • Dalam kondisi risiko (risk) :
  • Dalam kondisi ketidakpastian (uncertainty) :

B. PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN
  • Pemahaman dan perumusan masalah (identifikasi dan diagnosa masalah) 
  • Pengumpulan dan analisa data yang relevan
  • Mengembangkan alternatif-alternatif
  • Evaluasi alternatif-alternatif
  • Pemilihan alternatif terbaik
  • Implementasi keputusan
  • Evaluasi hasil-hasil keputusan

C. KETERLIBATAN BAWAHAN DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN KELOMPOK

Hal-hal yang mempengaruhi dan menentukan apakah sebaiknya pembuatan keputusan kelompok digunakan atau tidak, antara lain;

1. Karakteristik-karakteristik situasi keputusan;
  1. Persyaratan kualitas
  2. Informasi yang cukup
  3. Situasi keputusan terstruktur
  4. Penerimaan keputusan (kepastian penerimaan keputusan) 
  5. Tujuan organisasi
  6. Konflik yang akan timbul
2. Gaya pembuatan keputusan manajemen
Ada lima Gaya (Vroom-Yetton) pembuatan keputusan manajemen :
  1. Manajer membuat keputusan sendiri, dengan menggunakan informasi yang tersedia pada waktu tertentu.
  2. Manajer mendapatkan informasi yang diperlukan dari para bawahan dan kemudian menentukan keputusan yang sesuai.
  3. Manajer membicarakan masalah dengan para bawahan scara individual dan mendapatkan gagasan-gagasan dan saran-saran tanpa mengikut sertakan para bawahan sebagai suatu kelompok.
  4. Manajer membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan mengumpulkan gagasan-gagasan dan saran mereka dalam suatu pertemuan kelompok.
  5. Manajer membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan kelompok menyusun dan menilai alternatif-alternatif.


D. METODE-METODE KUANTITAF DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN

Berbagai teknik dan peralatan kuantitatif dalam pmbuatan keputusan dikenal sebagai teknik-teknik “management science” / “operation research (riset operasi)”.

Maksud dan Tujuan Riset Operasi :

Ciri-Ciri Riset Operasi :
  • Terpusat pada pembuatan keputusan
  • Penggunaan metode ilmiah 
  • Penggunaan model matematika 
  • Efektivitas ekonomis 
  • Bergantung pada komputer
  • Pendekatan tim 
  • Orientasi system 

Tahap-Tahap Pendekatan Riset Operasi :
  1. Diagnosa masalah
  2. Perumusan masalah 
  3. Pembuatan model 
  4. Analisa model
  5. Implementasi penemuan

Berbagai Model dan Teknik Riset Operasi

A. Cara pengelompokkan model-model
  • Model normative 
  • Model deskriptif 
B. Jenis model dan teknik-teknik operasi
  • Programasi linear (linear programming)
  • Teori antrian (queuing theory) / Model garis tunggu 
  • Analisa network Teori permainan (game theory)
  • Model rantai Markov (Markov chains) 
  • Programasi dinamik (dynamic programming)
  • Simulasi (simulation) 

Kebaikan dan Keterbatasan Penggunaan Riset Operasi

1. Kebaikan :
  • Memungkinkan untuk memerinci suatu masalah kompleks dan berskala besar menjadi bagian-bagian lebih kecil sehingga dapat memudahkan diagnosa dan dianalisa.
  • Menghasilkan keputusan yang lebih baik, karena mengikuti berbagai prosedur logic dan sistematik.
  • Membantu dalam penilaian alternatif-alternatif, sehingga memungkinkan untuk membuat pilihan yang tepat.
2. Keterbatasan :
  • Terlalu mahal atau banyak jenis masalah yang timbul
  • Tidak dapat diterapkan secara efektif dalam banyak situasi
  • Mudah menjadi teknik-teknik yang terpisah dari kenyataan
  • Pedoman penggunaan Riset Operasi secara Efektif
  • Dukungan manajemen puncak
  • Tanggungjawab manajerial bagi program
  • Partisipasi manajer
  • Penggunaan kebijakan manajrial
  • Pengumpulan data scara cepat
  • Aspek-aspek teknik tidak dibiarkan mendominasi
  • Persiapan untuk kesulitan-kesulitan awal
  • Penyimpanan laporan secara akurat.

Penetapan Tujuan Organisasi Dalam Manajemen

Penetapan Tujuan Organisasi Dalam Manajemen_


A. MISI DAN TUJUAN ORGANISASI

MISI  : Merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya.

Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal organisasi dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.

TUJUAN :

Ada dua unsur penting tujuan, yaitu :
  1. Hasil akhir yang di inginkan diwaktu mendatang
  2. Usaha-usaha atau kegiatan sekarang diarahkan
Tujuan dapat berupa :
  • Tujuan umum (strategic)
  • Tujuan khusus
  • Tujuan akhir
Tujuan antara Fungsi Tujuan bagi Organisasi :
  • Pedoman bagi kegiatan 
  • Sumber legitimasi 
  • Standar pelaksanaan 
  • Sumber motivasi 

B. TIPE-TIPE TUJUAN

Perrow membagi 5 (lima) tipe tujuan, yaitu :
  1. Tujuan kemasyarakatan (societal goals)
  2. Tujuan keluaran (output goals)
  3. Tujuan system (system goals) 
  4. Tujuan produk (product goal) 
  5. Tujuan turunan (derived goals) 

C. PROSES PERUMUSAN TUJUAN

Bidang yang harus ditetapkan tujuan (Peter Drucker) , yaitu :
  • Posisi pasar
  • Produktivitas atau efisiensi
  • Sumber daya phisik dan keuangan
  • Profitabilitas (tujuan laba).
  • Inovasi
  • Pengembangan manager
  • Pengembangan sikap karyawan
  • Tanggungajawab social publik

Dalam upaya proses perumusan tujuan yang efektif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
  • Libatkan individu-individu
  • Manajer puncak hendaknya menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan-tingkatan yang lebih rendah.
  • Tujuan harus realistic
  • Harus jelas
  • Tujuan-tujuan umum hendaknya dinyatakan secara sederhana 
  • Tujuan bidang fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum
  • Tinjau kembali tujuan yang telah ditetapkan

D. MANAGEMENT BY OBJECTIVES (MBO)

Hakikat MBO :

UNSUR-UNSUR UMUM SISTEM MBO
  • Merumuskan tujuan secara jelas
  • Komitmen pada program
  • Mendidik dan melatih manajer
  • Penetapan tujuan manajemen puncak dan harus dapat diukur.
  • Penetapan tujuan perseorangan
  • Mendorong partisipasi bersama
  • Otonomi dalam implementasi rencana
  • Peninjauan kembali prestasi (umpan balik)

KEKUATAN DAN KELEMAHAN MBO

A. KEKUATAN MBO
  • Memungkinkan para individu mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.
  • Membantu dalam perencanaan
  • Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan.
  • Membuat para individu lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan organisasi.
  • Membuat proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian tujuan tertentu.

B. KELEMAHAN MBO
  • Membutuhkan waktu dan usaha 
  • Meningkatkan banyaknya kerta kerja
  • Memerlukan banyaknya perubahan dalam struktur organisasi, pola wewenang dan prosedur pengawasan.
  • Membutuhkan pelatihan baru baik bagi manajer maupun kepada karyawan.
  • Penentuan deskripsi (uraian) jabatan sangat sulit dan memakan waktu
  • Penetapan dan pengkoordinasian tujuan sangat sulit.

Proses Perencanaan Dalam Suatu Manajemen

Proses Perencanaan Dalam Suatu Manajemen_

Proses Perencanaan Dalam Suatu Manajemen - Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as the proses by which manager set objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplish these objective.


A. PENGERTIAN, MANFAAT DAN LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN

1. Definisi Pengertian Perencanaan :  Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa:planning may be defined as the proses by which manager set objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplish these objective

2. Tujuan Perencanaan
  • Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.
  • Dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat rencana berikutnya.
  • Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas.
  • Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi.
  • Membuat tujuan lebih jelas, terperinci dan lebih mudah dipahami.
  • Menghemat sumber daya yang diperlukan dalam mencapai sasaran.
  • Mempermudah dalam mendekteksi bila terjadi pernyimpangan dalam pelaksanaannya.
  • Membantu memperkirakan peluang dimasa yang akan datang.

3. Langkah-Langkah Menyusun Perencanaan
  • Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
  • Merumuskan keadaan saat ini
  • Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
  • Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan

Tahap Dasar Perencanaan :

Proses Perencanaan Dalam Suatu Manajemen 1_


B. HUBUNGAN FUNGSI PERENCANAAN DENGAN FUNGSI MANAJEMEN LAINNYA
  1. Perencanaan Vs Pengorganisasian
  2. Perencanaan Vs Pengarahan
  3. Perencanaan Vs Pengawasan


C. TIPE-TIPE PERENCANAAN

1. Dasar pengklasifikasian rencana :
  • Bidang fungsional
  • Tingkatan organisasional
  • Sifat rencana 
  • Waktu 
  • Unsur-unsur rencana

2. Tipe utama rencana (pengelompokkan rencana), yaitu :

a. Rencana Strategis (strategic plans):

Langkah-langkah proses penyusunan strategic ini :
  • Penentuan misi dan tujuan
  • Pengembangan profil perusahaan
  • Analisa lingkungan eksternal
  • Analisa internal perusahaan
  • Identifikasi kesempatan dan ancaman strategic.
  • Pembuatan keputusan strategic
  • Pengembangan strategi perusahaan
  • Implementasi strategi
  • Peninjauan kembali dan evaluasi (strategic control).

2. Rencana operasional (operational plans):

Rencana operasional dibagi menjadi 2 (dua) bagian :
  1. Rencana sekali pakai (single use plans) 
  2. Rencana tetap (standing plans) 


D. HAMBATAN-HAMBATAN PERENCANAAN EFEKTIF

1. Jenis hambatan dalam mengembangkan rencana yang efektif
  • Penolakan internal 
  • Penolakan Eksternal 

2. Hambatan Pembuatan rencana Efektif
  • Kurang pengetahuan tentang organisasi
  • Kurang pengetahuan tentang lingkungan
  • Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif
  • Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang
  • Biaya
  • Takut gagal
  • Kurang percaya diri
  • Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif.

E. KRITERIA PENILAIAN EFEKTIVITAS PERENCANAAN
  • Kegunaan
  • Fleksibilitas
  • Ketepatan dan obyektivitas
  • Ruang Lingkup
  • Efektivitas biaya
  • Akuntabilitas
  • Ketepatan Waktu

Sekian Artikel Proses Perencanaan Dalam Suatu Manajemen.

Manajer dan Lingkungan Eksternal Organisasi

Manajer dan Lingkungan Eksternal Organisasi_

Manajer dan Lingkungan Eksternal Organisasi - Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan yang di hadapi oleh seorang manajer. Perbedan dan kindisi lingkungan terhadap konsep dan tehnik serta keputusan yang akan diambil

A. FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN EKSTERNAL

1. Lingkungan ekstern mikro :

Variable-variabel eksternal mikro :
  • Pesaing (competitors) 
  • Langganan (customers) 
  • Pasar Tenaga Kerja (labor supply) 
  • Lembaga-Lembaga Keuangan 
  • Para Penyedia (Suppliers) 
  • Perwakilan-perwakilan Pemerintah 

2. Lingkungan eksternal makro :

Variabel-variable Lingkungan Eksternal Makro :
  • Perkembangan Teknologi :
  • Variabel-Variabel Ekonomi 
  • Lingkungan Sosial Budaya 
  • Politik – Hukum 
  • Dimensi Internasional 


B. ORGANISASI DAN LINGKUNGAN

1. Defenisi Organisasi :

2. Manajer dan organisasi memberikan tanggapan terhadap lingkungan ekstern melalui :
  • Usaha mempengaruhi lingkungan ekstern mikro
  • Peramalan (forecasting) dan lingkungan ekstern makro
  • Perencanaan, perancangan organisasi dan lingkungan


C. TANGGUNGJAWAB SOSIAL MANAGER

1. Arti Tanggungjawab sosial manager : Tanggung jawab sosial manajer pada hakekatnya adalah pertanggungjawaban rganisasi atau perusahaan yang dipimpinnya di dalam kegiatan organisasi atau bisnisnya kepada masyarakat (stakeholders).

2. Etika Manager (the ethics of managers) : Seorang manajer juga harus menjalankan etika ketika berhubungan dengan agen-agen ekonomi lain seperti pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok, distributor, dan serikat buruh.

3. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan-keputusan pada masalah etika :
  • Hukum
  • Peraturan-peraturan pemerintah
  • Kode etik perusahaan
  • Tekanan-tekanan social
  • Tegangan antara standar perorangan dan kebutuhan organisasi. 

4. Penanganan masalah social oleh manager, tercermin melalui :
  • Etika Pribadinya
  • Kebijakan-Kebijakan organisasi
  • Nilai-Nilai Sosial Perusahaan pada periode waktu tertentu.

Sejarah Perkembangan Pemikiran Manajemen

Sejarah Perkembangan Pemikiran Manajemen_

Sejarah Perkembangan Pemikiran Manajemen - Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.


A. Aliran Hubungan Dalam Manajemen

1. Aliran/Teori Manajemen Klasik,

Tokoh Pertama sebelum Manajemen Ilmiah :
Robert Owen (1771-1858) : menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi dan perbaikan kondisi kerja. 
Charles Babbage (1792-1871) : Menganjur prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi.

a. Aliran manajemen ilmiah (scientific management), Tokohnya ;

Frederick W. Taylor (1856-1915) (Bapak Manajemen Ilmiah): Mengembangkan prinsip dasar (filsafat) penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, meliputi:
  1. Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen.
  2. Seleksi ilmiah untuk karyawan.
  3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan. 
  4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja. 
Frank Bunker Gilbreth (1868-1924) dan Lillian Gilbreth (1878-1972) : Frank merupakan pelopor pengembangan studi gerak dan waktu, dan menciptakan beragai teknik manajemen dan sangat tertarik terhadap masalah efisiensi. Sedangkan istrinya Lillian, lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia.

Henry L. Gantt (1861-1919) : Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen, seleksi ilmiah tenaga kerja, system insentif (bonus) untuk menrangsang produktivitas, dan penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci.

Harrington Emerson (1853-1931) : Masalah pemborosan dan ketidakefisienan, yang merupakan penyakit system industri.


b. Teori Organisasi Klasik (classical organization theory), Tokoh-tokohnya :

Henri Fayol (1841-1925) : Merinci manajemen menjadi 5 (lima) unsur, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan.

Fayol juga mengemukakan 14 (empat belas) prinsip-prinsip manajemen, yaitu : Pembagian kerja, Wewenang, Displin, Kesatuan perintah, Kesatuan pengarahan, Meletakkan kepentingan perseorangan dibawah kepentingan umum, Balas Jasa, Sentralisasi, Rantai Skalar (Garis Wewenang), Order, Keadilan, Stabilitas staf organisasi, Inisiatif dan semangat Korps.

James D. Mooney : untuk merancang organisasi perlu diperhatikan 4 (emapt) kaidah dasar, yaitu; koordinasi, prinsip scalar, prinsip fungsional, prinsip staf.

Mary Parker Follett (1868-1933) : Bertindak sebagai jembatan antara teori klasik dan hubungan manusiawi, karena pemikiran mereka berdasarkan kerangka klasik, tetapi memperkenalkan bebeap unsur-unsur baru tentang aspek-aspek hubungan manusiawi.

Chaster I. Barnard (1886-1961): Fungsi-fungsi utama manajemen adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mencaapai tujuan.


2. Aliran Hubungan Manusiawi

Hugo Munsterberg (1863-1916) (Bapak Psikologi Industri): Ada 3 (tiga) cara untuk mencapai peningkatan produktivitas yaitu; 1) penemuan best possible person, 2) penciptaan best possible work, dan 3) penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan.

Elton Mayo (1880-1949) : Mengembangkan studi tentang perilaku manusia dalam berbagai situasi kerja.


3. Aliran Manajemen Modern

a. Perilaku Organisasi, tokoh-tokohnya :

  • Abraham Maslow : Mengemukakan adanya “hirarki kebutuhan” dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
  • Douglas McGregor : Teori X dan Teori Y
  • Frederick Herzberg : Teori Motivasi Higienis atau Teori Dua Faktor.
  • Robert Blake dan Jane Mouton : Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid).
  • Fred Fiedler : Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
  • Chris Argyris : Memandang organisasi sebagai system social atau system antar hubungan budaya.
  • Edgar Schein : Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.



Prinsip-Prinsip Dasar Perilaku Organisasi

  • Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur, prinsip).
  • Manajemen harus sistematik.
  • Pendekatan motivasional
  • Unsur manusia adalah factor kunci penentu sukses atau kegagalan
  • Manajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen.
  • Organisasi harus menciptakan iklim yang kondusif bagi karyawan.


b. Aliran Kuantitatif (operation research/management science)

Langkah-langkah pendekatan management science biasanya adalah sebagai berikut :

  • Perumusan masalah.
  • Penyusunan suatu model matematis.
  • Mendapatkan penyelesaian dari model.
  • Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
  • Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
  • Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.


B. Pendekatan Manajemen Lainnya.

  1. Pendekatan system : Menjelaskan bahwa organisasi dipandang sebagai suatu system.
  2. Pendekatan kontingensi (Contingency Approach) : secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu hubungan fungsional “bila-maka” (if-then). Bila adalah variabel bebas, dan maka adalah variabel bergantung.

Dalam pendekatan kontingensi ada 3 variabel utama, yaitu lingkungan (variabel bebas), konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen dan hubungan kontingensi antara keduanya (variabel terikat).


C. PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN DIMASA MENDATANG

Melihat kembangan teori manajemen, ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya dimasa mendatang, yaitu :

  • Domina : Salah satu dari aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna.
  • Divergence : Setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri.
  • Convergence : Aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan di antara mereka cenderung kabur.
  • Sintesa : Masing-masing aliran berintegrasi.
  • Proliferation : Kemungkinan bertambah aliran lagi (berkemang biak).



11/06/15

Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen

Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen_

Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen - Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.


A. DEFENISI DAN TUJUAN MANAJEMEN

1. Defenisi Manajemen
  • James A.F. Stoner : Manajemen Sebagai Proses 
  • Mary Parker Follett : Manajemen Sebagai Seni 
  • Luther Gulick : Manajemen Sebagai Ilmu 

2. Tujuan Manajemen
  • Untuk mencapai tujuan 
  • Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. 
  • Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. 

Efisiensi adalah

Efektivitas adalah

Peter Drucker : efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things), sedangkan efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing things right).


B. FUNGSI-FUNGSI, KEGIATAN DAN PERAN MANAJEMEN

1. Fungsi-Fungsi Manajemen Menurut Para Ahli
  • Prof. Drs. Oey Liang Lee : Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, Pengkoordinasian, Pengontrolan.
  • Koont O’Donnel dan Niclander : Planning, Organizing, Staffing, Directing dan Controlling.
  • Newman : Planning, Organizing, Assembling resources, Directing dan Controlling.
  • Louis A. Alen : Memimpin, Merencanakan, Menyusun dan Mengawasi.
  • George R. Terry : Planning, Organizing, Actuating and Controlling, yang sering disingkat menjadi POAC.
  • Henry Fayol : Planning and Forecasting, Organizing, Commanding, Coordinating and Controlling.
  • Hebert G. Hicks : Creating, Planning, Organizing, Motivating, Communicating and Controlling.
  • Luther Gulick : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting and Budgeting, yang sering disingkat POSDCORB.
Fungsi-Fungsi Manajemen, Tujuan dan Aktivitasnya
Fungsi
Tujuan
Aktivitas
Perencanaan
(Planning)



Pengorganisasian
(Organizing)



Penyusunan Personalia
(Staffing)


Pengarahan
(Leading, Directing, Motivating, Actuating)



Pengendalia/
Pengawasan
(Controlling)




2. Kegiatan-Kegiatan Manajer
  1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain. 
  2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas.
  3. Manajer bertanggungajawab dan mempertanggungjawabkan.
  4. Manajer harus berpikir secara analis dan konsptual.
  5. Berperan sebagai mediator, politisi dan diplomat (sebagai wakil/repesentatif).
  6. Menetapkan keputusan-keputusan.

3. Peran-Peran Manajer
Henry Mintzber mengelompokkan perilaku-perilaku manajer menjadi 3 (tiga) bidang peran :
  1. Peran antar pribadi : sebagai tokoh (figure), pemimpin, penghubung. 
  2. Peran informasional : sebagai pemantau, penyebar, juru bicara. 
  3. Peran pengambil keputusan : sebagai wiraswasta, peredam keributan, perunding. 

C. KLASIFIKASI DAN KETRAMPILAN MANAJEMEN
1. Klasifikasi Manajemen

a. Berdasarkan tingkatan dalam organisasi
  1. Manager lini pertama (first line manager) 
  2. Manager menengah (middle manager) 
  3. Manager puncak (top manager) 

b. Berdasarkan lingkup tugasnya (kegiatannya) :
  1. Manajer umum 
  2. Manajer fungsional 

c. Berdasarkan Fungsi Utama Manajemen
  1. Manajemen Administrasi 
  2. Manajemen Operatif : 

2. Keterampilan manager :

Robert L. Katz mengemukakan tiga jenis ketrampilan managerial, yaitu :
  • Ketrampilan teknis (technical skill)
  • Ketrampilan manusiawi (human skill)
  • Ketrampilan konseptual (conceptual skill)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *